-->

Perawatan Luka yang Baik dan Aman

 Semua orang pasti pernah mengalami luka, entah luka kecil maupun luka besar, seperti bekas operasi. Perawatan luka yang baik dan aman harus dilakukan agar tidak menimbulkan infeksi.

Luka pasti akan menimbulkan rasa sakit, namun berat-ringannya berbeda-beda, tergantung pada lokasi, jenis, dan keparahan luka. Luka yang dalam atau luas membutuhkan perawatan luka di rumah sakit atau klinik. Sedangkan luka yang ringan dapat diatasi melalui perawatan luka secara mandiri di rumah.


Jenis-Jenis Luka

Meskipun memiliki prinsip dasar yang sama, langkah-langkah perawatan luka dapat berbeda, tergantung pada jenis lukanya. Berikut ini adalah jenis-jenis luka yang umum ditemui

1.Luka koyak atau avulsi

Avulsi adalah robeknya sebagian atau seluruh kulit dan jaringan di bawahnya. Luka robek ini bisa terjadi karena tembakan, ledakan, kecelakaan berat, atau perkelahian. Darah yang keluar akibat luka jenis ini biasanya cepat dan banyak, sehingga perlu penanganan medis segera.

2. Luka tusuk

Luka tusuk disebabkan oleh benda tajam dan panjang, seperti pisau, jarum, atau paku. Meski umumnya tidak menyebabkan darah banyak keluar, luka jenis ini dapat menembus kulit hingga melukai organ dalam.


Selain itu, luka tusuk juga dapat menyebabkan tetanus. Jika Anda tertusuk benda yang kotor, misalnya paku berkarat, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan perawatan luka untuk mencegah infeksi, dan memberikan vaksinasi tetanus bila diperlukan.


3. Luka robek atau laserasi

Luka robek bisa berupa luka gores ringan, bisa juga berupa luka yang dalam dengan bentuk tidak teratur. Luka ini sering ditemukan pada kecelakaan saat berkendara atau kerja, misalnya akibat mesin.


Kedaruratan perawatan luka ini tergantung pada berat-ringannya perdarahan dan bagian tubuh yang terkena. Jika luka robek tergolong dalam, perdarahan bisa susah dihentikan.


4. Luka sayat atau insisi

Luka sayat bisa disebabkan oleh benda yang pipih dan tajam, seperti silet, pecahan kaca, pisau, atau bahkan kertas. Selain itu, luka sayat juga bisa disebakan oleh prosedur pembedahan. Sama seperti luka robek, kedaruratan perawatan luka ini tergantung pada kondisi perdarahan dan lokasi luka.


5. Luka baret atau abrasi

Abrasi terjadi ketika kulit bergesekan atau menggores permukaan kasar atau keras, misalnya jalanan beraspal atau semen. Meski tidak menimbulkan banyak perdarahan, luka jenis ini perlu dibersihkan dengan baik untuk menghindari infeksi.


Cara Merawat Luka dengan Benar

Luka dan lecet ringan biasanya tidak membutuhkan pertolongan dari dokter. kulit akan sembuh seperti sedia kala dengan beberapa langkah perawatan luka berikut:


1. Mencuci tangan

Sebelum melakukan perawatan luka, cuci tangan Anda terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun untuk menghindari infeksi.


2. Menekan luka

Perdarahan pada goresan dan luka ringan biasanya akan berhenti sendiri. Jika tidak, beri tekanan lembut pada luka dengan kain yang bersih. Posisikan bagian tubuh yang terluka lebih tinggi.


3. Membersihkan luka

Bilas luka dengan air bersih yang mengalir. Sekitar luka boleh dibersihkan dengan sabun, tapi tidak pada lukanya, untuk menghindari iritasi.


Jika ada kotoran atau benda yang tertancap pada luka setelah dibersihkan, gunakan pinset steril (yang telah dibersihkan dengan alkohol) untuk mencabutnya.


Jika masih ada benda yang tertancap, pergilah ke dokter agar dapat dibersihan luka secara menyeluruh guna mengurangi risiko infeksi dan tetanus.


Tidak perlu menggunakan cairan hidrogen peroksida, obat merah, atau larutan antiseptik yang mengandung iodine, karena dapat menimbulkan iritasi pada luka.


4. Mengoleskan krim atau salep antibiotik

Oleskan krim atau salep antibiotik untuk membantu menjaga permukaan kulit tetap lembap. Obat ini memang tidak membuat luka cepat sembuh, tapi bisa mencegah infeksi sehingga proses penyembuhan luka dapat berjalan dengan baik. Namun jika muncul ruam pada kulit, segera hentikan penggunan salep.

5. Menutup luka

Perban luka berfungsi untuk menjaga luka agar tetap bersih dan terhindar dari bakteri. Namun, jika luka atau goresannya tergolong kecil, maka tidak perlu diperban. Jangan lupa untuk mengganti perban setidaknya sekali sehari atau tiap kali perban basah atau kotor.


Jika luka cukup dalam, menganga, dan terlihat lemak atau otot, segera ke rumah sakit atau klinik untuk dijahit. Pada luka yang dalam atau kotor, suntikan tetanus mungkin dibutuhkan dalam perawatan luka. Begitu juga bila Anda belum disuntik tetanus dalam jangka waktu lima tahun terakhir.


Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika luka tidak kunjung sembuh, menjadi kemerahan, bengkak, terasa semakin nyeri, atau ada nanah yang keluar.

Fakta obat anti retroviral (ARV)

  Fakta tentang ARV

ARV meningkatkan tingkat Kematian sebesar 85% dibandingkan dengan bahan Umlingo WamaNgcolosi

Fakta-fakta tentang Obat antiretroviral

"ARV" adalah singkatan dari obat antiretroviral. Kelas ini bahan kimia yang sangat beracun yang dipromosikan oleh industri obat untuk pasien dengan HIV-infeksi sebagai "tabungan hidup."

Dalam upaya ini, industri obat menggunakan tentara pelobi, termasuk selebriti dan bahkan politisi, beberapa di antaranya mungkin tidak menyadari fakta-fakta ilmiah: tidak satupun dari obat yang pernah terbukti menyembuhkan HIV atau AIDS dan mereka tidak diperbolehkan untuk dijual sebagai obat. Selain itu, obat-obatan beracun yang dikenal untuk menyerang sistem kekebalan tubuh pasien dan akhirnya menghancurkannya.

Ini dokumen ekstrak dari "selebaran informasi pasien" dari obat ini, yang diterbitkan oleh produsen obat sendiri.

Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana industri obat bahkan pelanggaran organisasi keseluruhan untuk mempromosikan bisnis mereka dengan mengorbankan kehidupan beberapa orang yang paling rentan di bumi.

Jika ada akan menjadi virus pembunuh seperti mereka ingin kita untuk percaya, itu tidak akan pernah mati dengan ARV! Tapi detoks alami & jus peremajaan disebut Umlingo WamaNgcolosi , dibuat tanpa virus pembunuh untuk bertahan hidup!

Aptivus

Bahan aktif: Tipranavir

Produser: Boehringer Ingelheim (Jerman / USA)

Ekstrak dari informasi pasien:

"Pasien harus diberitahu bahwa APTIVUS bukanlah obat untuk HIV-1 infeksi dan bahwa mereka dapat terus mengembangkan infeksi oportunistik dan komplikasi lain yang terkait dengan penyakit HIV jangka panjang efek APTIVUS tidak diketahui pada saat ini.."

Dikenal efek samping: lebih defisiensi imun

"Efek Samping Dilaporkan dalam Acak, Clinical Trials Controlled (1182,12 dan 1182,48) Berdasarkan Pengobatan-Muncul Efek Samping klinis sedang sampai parah Intensitas (Kelas 2 - 4) di setidaknya 2% dari Pengobatan-Berpengalaman Subjek baik dalam Pengobatan Groupâ (48 Minggu Analisis):

Neutropenia: 2,0% (2,0) "

"Darah dan Gangguan Sistem limfatik: trombositopenia "

Neutropenia = Penurunan neutrofil, subtipe sel darah putih

Trombositopenia = Rendahnya tingkat platelet (sel darah yang diperlukan untuk koagulasi) karena efek racun dari ARV terhadap pembentukan sel darah di sumsum tulang

Di atas telah diekstraksi dari informasi pasien Aptivus pada Boehringer Ingelheim halaman web.

Atripla

Aktif zat: Efivarenz + + Emtricitabine Tenofovir

Para produsen: Bristol-Myers Squibb (Inggris)

Ekstrak dari informasi resep:

"Atripla bukanlah obat untuk infeksi HIV dan pasien dapat terus mengalami penyakit yang berhubungan dengan infeksi HIV, termasuk infeksi oportunistik Pasien harus tetap berada di bawah perawatan dokter saat menggunakan Atripla.."

Di atas telah diambil dari informasi Atripla resep di Bristol-Myers Squibb halaman web.

Duviral

Aktif sas: Lamivudine + Zidovudine

Dilakukan perhitungan: GlaxoSmithKline (Inggris)

Ekstrak dari informasi resep:

"Duviral bukanlah obat untuk infeksi HIV dan pasien dapat terus mengalami penyakit yang berhubungan dengan infeksi HIV, termasuk infeksi oportunistik. Pasien harus disarankan bahwa penggunaan Duviral belum terbukti mengurangi risiko penularan HIV kepada orang lain melalui seksual kontak atau kontaminasi darah. "

Dikenal efek samping: lebih defisiensi imun

"AZT, salah satu dari dua bahan aktif dalam Duviral, telah dikaitkan dengan toksisitas hematologi termasuk neutropenia dan anemia berat, terutama pada pasien dengan immunodeficiency virus canggih manusia (HIV) penyakit. Pasien harus diberitahu bahwa toksisitas penting yang terkait dengan AZT adalah neutropenia dan / atau anemia. "

Neutropnia = Penurunan neutrofil, subtipe sel darah putih

Di atas telah diambil dari informasi Duviral resep pada halaman Web GlaxoSmithKlin

Berbagai masalah pada penis

 Berbagai Penyebab Keluhan Penis Gatal

Penis gatal perlu ditangani sesuai penyebabnya. Ada beberapa penyakit atau kondisi yang bisa menyebabkan seorang pria mengalami penis gatal, di antaranya:


1. Infeksi jamur atau kandidiasis

Salah satu penyebab penis gatal ialah infeksi jamur. Kondisi ini dapat terjadi di bagian kepala penis atau di sekitar kulup.


Kondisi yang dinamakan balanitis jamur ini dapat menimbulkan rasa gatal disertai rasa perih, kepala penis tampak kemerahan, ruam, dan keluarnya cairan di bawah kulup. Balanitis sering kali diderita oleh pria dewasa yang belum disunat.


2. Uretritis

Uretritis adalah peradangan di uretra, yaitu saluran kemih yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Selain menyebabkan penis gatal, uretritis juga dapat disertai gejala lain, seperti nyeri atau sulit buang air kecil dan adanya darah pada air mani atau urine.


3. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah reaksi alergi pada penis yang terjadi akibat paparan terhadap zat pemicu alergi atau alergen. Kondisi ini dapat membuat penis terasa gatal, muncul ruam atau bentol-bentol, serta kulit di sekitar penis menjadi kering.


Ada banyak zat atau benda yang bisa menjadi pemicu alergi pada penis, mulai dari sabun, bahan lateks pada kondom, hingga zat spermisida pada pelumas kondom.


4. Psoriasis

Penis gatal juga dapat disebabkan oleh penyakit autoimun pada kulit di sekitar penis, seperti psoriasis. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam, kulit bersisik, dan mudah mengelupas di kulit.


Selain psoriasis, keluhan gatal pada penis juga bisa disebabkan oleh penyakit kulit lain, seperti lichen sklerosus dan eksim.


5. Smegma

Smegma merupakan minyak yang berfungsi menjaga kelembapan penis. Namun, jika tidak dibersihkan secara rutin, smegma akan menumpuk dan menjadi tempat bakteri berkembang biak di penis. Hal inilah yang membuat smegma bisa menjadi penyebab penis gatal.


6. Infeksi menular seksual

Pada beberapa kasus, penis gatal juga dapat menjadi gejala dari infeksi menular seksual, seperti gonore atau kencing nanah, klamidia, sifilis, dan herpes genital.


Rasa gatal ini akan disertai gejala lain, seperti keluarnya cairan berwarna putih, kuning, atau hijau dari ujung penis dan nyeri saat buang air kecil.


Penyakit ini lebih berisiko terjadi pada orang yang sering berganti pasangan seksual atau tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks.


Selain itu, penis gatal juga dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti infeksi bakteri, fimosis, dan gesekan pada kulit di area penis.



Perkembangan Obat Herbal Lokal Terganjal Uji Klinis yang Maha

 Menkeu Minta Pengusaha Jamu dan Obat Herbal Manfaatkan Insentif Pajak 300 Persen

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan industri yang melakukan riset dan pengembangan bisa mengklaim pengurangan pajak hingga 3 kali lipat. Termasuk untuk industri jamu, dan obat herbal.

"Pemerintah memahami bahwa untuk industri tradisional jamu atau obat herbal membutuhkan riset dan development. Berbagai pengeluaran untuk riset ini sekarang bisa diklaim sebagai tindak pengurangan pajaknya hingga tiga kali lipat," kata Menteri Sri Mulyani dalam Webinar - Krista Exhibitions, Senin (30/11).

Kata Menkeu Sri Mulyani, umpamanya perusahaan mengeluarkan Rp 10 juta untuk riset maka perusahaan tersebut bisa mengklaim hingga Rp 30 juta, sehingga pajaknya bisa dikurangkan.

"Saya yakin mereka melakukan banyak sekali riset untuk terus mengembangkan produknya dan untuk meningkatkan kualitas produknya. Saya berharap berbagai program pemerintah dan bantuan pemerintah ini bisa dipahami dan bisa disosialisasikan kepada seluruh industri," ujarnya.

Salah satu manfaat fasilitas ini juga agar para pelaku industri bisa terus bertahan dalam kondisi dampak covid-19 yang sangat luar biasa ini. Selain itu, untuk usaha kecil menengah bahkan pajaknya ditanggung oleh pemerintah, untuk impor tidak perlu membayar biaya masuk maupun pajak masuk.

Tak hanya membantu usaha kecil dan menengah, pemerintah juga memberikan dukungan kepada perusahaan yang besar seperti pajak untuk karyawannya ditanggung pemerintah, atau dalam hal ini cicilan pajak berkalanya diturunkan dengan 50 persen, pajak perusahaan diturunkan dari 25 persen ke 22 persen.

Pemerintah juga akan terus mendorong kepada seluruh industri ini meningkatkan kinerja dan daya tahannya. Seiring dengan kesadaran akan aspek kesehatan, masyarakat sekarang banyak yang beralih ke gaya hidup lebih sehat. Makin mengurangi konsumsi berbagai produk-produk yang sifatnya kimia, dan lebih mencari produk-produk sifatnya alamiah yang murni.

Oleh karena itu, menurut Menkeu Sri Mulyani, produk jamu dan herbal dari Indonesia memiliki khas atau kesempatan yang luar biasa besar untuk terus dikembangkan.

Bahkan untuk mendukung pengusaha, pemerintah mendirikan lembaga penunjang ekspor Indonesia dan diberikan modal yang cukup besar agar mampu membantu eksportir termasuk para eksportir kecil jamu dan obat herbal.

"Saya berharap ini akan dimanfaatkan untuk para eksportir yang telah memiliki tujuan pasar dan membutuhkan dari mulai pembiayaan, permodalan hingga dari sisi teknikal sistem," ujarnya.

Menteri Sri Mulyani menambahkan masa sekarang ini platform digital sangat membantu banyak pengusaha untuk bisa memasarkan produk lebih luas. "Kita berharap bahwa akan banyak sekali pengusaha-pengusaha, jamu dan herbal bisa memasarkan secara digital, namun untuk bisa memasarkan secara digital maka infrastruktur digital juga perlu dibangun," pungkasnya.

17 Efek Samping Minum Obat kimia Jangka Panjang

 17 Efek Samping Minum Obat kimia Jangka Panjang

 

Obat adalah racun bila pemberiannya tidak sesuai kaidah yang ditentukan. Telah dilakukan penelitian pada efek tetapi dan efek samping dalam setiap obat. Penelitian pada efek samping dalam jangka panjang biasanya dilakukan dalam kurun waktu 10-20 tahun. Pada dasarnya, penggunaan sebuah obat dalam jangka panjang harus dihindari, mengingat tidak selamanya tubuh kita dapat mengabsorbsi ataupun menetralisir setiap zat yang masuk.

 

Mungkin beberapa efek dari penggunaan suatu obat belum kita rasakan sekarang, lalu bagaimana jika suatu saat tubuh kita terserang penyakit yang lumayan parah? Mungkin itu adalah efek dari obat-obatan yang kita konsumsi sewaktu dulu. Berikut kami buat daftar efek penggunaan obat dalam jangka panjang.

 

Secara Fisik

 

1. Infeksi

 

Beberapa obat yang digunakan dalam jangka panjang justru dapat memicu timbulnya infeksi di beberapa bagian tubuh. Terutama oleh obat-obatan antibiotik ataupun vaksin yang dibuat melalui pemanfaatan bakteri atau virus. Obat jenis antibiotik merupakan obat yang dihasilkan dari bioteknologi modern, mengubah bakteri menjadi obat. Oleh karena itu, penggunaan dalam jangka panjang atau tidak sesuai aturan justru berbahaya bagi tubuh. Dari resisten hingga infeksi yang berbalik menyerang tubuh.

 

2. Komplikasi

 

Komplikasi adalah gabungan kerusakan dari beberapa organ, terjadi bila kita terlalu banyak dan sering mengkonsumsi berbagai macam obat maupun gaya hidup tidak sehat yang kurang baik. Obat-obatan yang dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang dapat merusak sebuah organ, satu organ yang rusak ini dapat mengganggu metabolisme yang hasilnya akan merusak atau menurunkan fungsi dari organ lain. Inilah yang disebut dengan komplikasi.

 

3. Kerusakan Ginjal

 

Ginjal merupakan penyaring darah, dan obat-obatan semuanya diangkut oleh darah. Darah kotor hasil metabolisme juga membawa ampas-ampas obat atau istilahnya sisa racun yang nantinya akan disaring oleh ginjal. Terlalu banyak mengkonsumsi obat dapat menjadi penyebab gagal ginjal di kemudian hari. Karena banyaknya racun yang tertumpuk di ginjal.

 

Beberapa gangguan lain yang mungkin terjadi mulai dari kencing batu hingga nekrosis ginjal. Untuk itu dianjurkan meminum obat bersama air putih. Dan per banyak minum air putih, minimal 8 gelas per hari demi kesehatan ginjal.

 

4. Kerusakan Jantung

 

Tak dapat dipungkiri, jantung merupakan pemompa darah. Setiap darah di tubuh pun akan dialirkan ke jantung mulai dari yang bersih hingga yang kotor. Penggunaan obat penguat jantung seperti digoksin, kardiovaskuler seperti siledenafil, obat-obat anti hipertensi dan diuretik dapat menurunkan fungsi jantung di kemudian hari. Kerusakan yang terjadi dapat terlihat dari beberapa masalah penyakit jantung saat tubuh mulai memasuki usia senja. Masalah tersebut seperti angina pektoris, infark jantung, aritmia, bahkan gagal jantung.

 

5. Kerusakan Panca Indera

 

Ada 5 panca indera didalam tubuh kita yaitu mata, hidung, lidah, telinga, dan kulit. Beberapa obat memiliki efek samping jangka pendek seperti pandangan kabur, kesulitan mendengar, hilang rasa, ruam kulit, dsb. Namun, tahukah beberapa obat memiliki efek jangka panjang juga untuk beberapa panca indera ini. Seperti penggunaan antihistamin dengan efek jangka panjang yang dapat merusak penglihatan dan pendengaran.

 

 

 

Tak jarang juga beberapa masalah di kemudian hari seperti katarak, rabun, masalah pada indera pengecap, hingga tuli disebabkan oleh penggunaan beberapa obat, salah satunya antibiotik.

 

6. Gangguan Saraf Akut

 

Biasanya terjadi di usia senja, gangguan saraf mulai dari mati rasa, stroke, tremor, hingga kelumpuhan dapat di rasakan oleh beberapa pengguna obat-obat seperti antihipertensi ataupun kardiovaskuler. Penggunaan psikotropik juga dapat menimbulkan masalah pada saraf di kemudian hari. Salah satu efek paling parah pada gangguan saraf ini adalah kegagalan sumsum tulang belakang memproduksi sel darah merah.

 

7. Berkurangnya Sistem Imun

 

Obat adalah racun, itulah yang kami katakan di awal. Ampas yang di tinggal akan obat-obatan pun tidak akan bersih total setelah dikeluarkan melalui keringat dan urin. Oleh karena itu, obat-obatan sejatinya meninggalkan racun dalam tubuh. Bayangkan anda meminum racun satu botol saat ini, mungkin anda akan langsung mati karena sistem imun tidak sanggup menetralisir.

 

Begitu pula dengan obat adalah racun yang ada tidak langsung banyak, sedikit demi sedikit sebanyak kita mengkonsumsinya. Namun, perlahan tapi pasti sistem imun terus terganggung dan perlahan berkurang efektivitasnya dalam menangkal zat asing, karena banyaknya racun di dalam tubuh.

 

8. Resistensi Bakteri

 

Bahaya antibiotik tidak sesuai aturan dapat menimbulkan resistensi bakteri dalam tubuh. Hasilnya, beberapa bakteri tidak akan mempan lagi dengan antibiotik tersebut. Oleh karena itu hindari terlalu sering menggunakan antibiotik, terutama menggunakan generasi yang paling akhir. Karena jika suatu saat tubuh terserang bakteri patogen, mungkin tidak ada lagi antibiotik yang mampu menyembuhkan.

 

9. Tumbuhnya Bakteri dalam Tubuh

 

Penggunaan beberapa obat dalam jangka panjang justru memicu pertumbuhan bakteri dalam tubuh. Seperti penggunaan omeprazole yang dapat memicu pertumbuhan bakteri ECL (Enterokromafin-Like Cells).

 

10. Nekrosis Hati

 

Guna hati adalah menetralisir setiap racun yang masuk ke tubuh. Begitu pula dengan obat, setiap obat yang masuk pun zat berbahayanya beberapa akan di netralisir di hati. Fungsi hati akan semakin menurun di usia senja, ditambah dengan banyaknya penggunaan obat di usia muda dapat menimbulkan kerusakan hati di hari tua. mulai dari kanker hati hingga kerusakan total pada hati (mati).

 

11. Reaksi Alergi atau Hipersensitiv

 

Obat-obat golongan steroid, antihistamin, dan beberapa golongan antibiotik dapat menimbulkan reaksi alergi baik jangka panjang maupun pendek. Bahkan beberapa ada yang menimbulkan alergi yang sebelumnya tidak ada. Hal ini juga di karenakan menurunnya sistem imun oleh efek jangka panjang obat-obatan.

 

12. Pengeroposan Tulang

 

Biasa terjadi pada pengguna antibiotik sejak kecil, yang terjadi mulai dari gigi keropos, kuku mudah patah, dan biasanya terjadi pengeroposan gigi dan tulang di usia senja. Sebagian besar antibiotik memiliki peranan besar pada efek jangka panjang yang satu ini. (Baca juga : cara menjaga kesehatan tulang)

 

Secara Mental

 

1. Ketergantungan

 

Merupakan efek jangka panjang yang paling sering terjadi. Biasanya ke tergantungan ini pun terjadi karena adanya sugesti. Bisa juga terjadi karena penyalahgunaan obat-obatan seperti penggunaan obat psikotropik atau narkotik (jenis narkoba). Atau orang-orang yang meminum CTM agar bisa tidur, padahal efek samping CTM adalah sebagai anti alergi.

 

Kasus lainnya, beberapa orang yang menganggap hanya cocok atau bisa sembuh dengan satu merek obat. Walaupun ada obat lain yang memiliki kandungan dan dosis yang sama ia merasa tidak cocok dan hasilnya penyakit yang di derita pun tidak sembuh. Ingat, sugesti adalah salah satu faktor kesembuhan.

 

2. Merubah Kebiasaan

 

Beberapa efek jangka panjang obat juga dapat merubah kebiasaan seperti kebiasaan BAB, waktu tidur, pola makan, serta keletihan. Banyak pasien yang mengeluhkan waktu tidur menjadi tidak teratur setelah meminum sebuah obat, atau pola makan menjadi rusak.

 

3. Gangguan Psikis

 

Seperti bahaya narkoba pada beberapa orang dapat menyebabkan gangguan psikis, sekalipun di gunakan atas arahan dokter. Gangguan psikis ini berapa seringnya muncul halusinasi, suka menghayal, dan mudah linglung. Ketergantungan juga menimbulkan gangguan psikis yang serius.

 

3. Susah Tidur atau Insomnia

 

Biasa terjadi bagi beberapa orang yang menggunakan obat-obat steroid, pola tidur menjadi tidak teratur. Beberapa orang yang tidak cocok bahkan mengeluh penyebab jantung berdebar atau penyebab dada sesak nafas ketika akan tidur. Namun, pilihan yang salah jika mengatasi hal ini dengan mengonsumsi obat tidur. Cobalah konsultasikan pada dokter ataupun terapis. Menggunakan obat tidur pada kasus insomnia dapat menimbulkan efek berbahaya di kemudian hari, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

 

4. Emosi Labil

 

Beberapa orang akan merasakan efek seperti ini di usia senja, atau biasanya ketika sudah tidak banyak melakukan kegiatan. Beberapa obat mempengaruhi susunan saraf, termasuk yang mengatur emosi. Sehingga tak jarang kita melihat beberapa lansia mudah tersinggung, mudah marah, mudah bingung. Hal ini tidak murni disebabkan oleh usia, beberapa obat pun memegang peranan penting atas efek jangka panjang ini seperti penggunaan obat-obatan dengan diklofenak atau golongan AINS.

 

5. Fobia Akut

 

Beberapa obat memiliki efek jangka panjang menimbulkan fobia. Seperti penggunaan psikotropik atau pun narkotik yang dapat menimbulkan beberapa fobia secara psikis bahkan hingga di kemudian hari. Beberapa golongan obat antibiotik seperti doxicicline dapat menimbulkan reaksi fotofobia atau takut terkena sinar matahari.

Efek samping ARV jangka Pendek Dan Jangka Panjang

 Beberapa Efek Samping ARV

Agar tidak berkembang menjadi AIDS seorang dengan hiv membutuhkan lebih banyak energy dan nutrisi makanan menghindari cemas, stress dan harus selalu riang dan gembira karena Pada mereka dengan HIV, sistem imun bekerja lebih keras melawan infeksi yang menyerang. Inilah yang terkadang membuat mereka membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi dari makanan.

Orang dengan hiv tidak boleh stress Namun,fakta di lapangan sering kita jumpai orang dengan hiv justru di diskriminasi dan di takut-takuti di pandang dengan jijik dan di perlakukan tidak pantas oleh tenaga kesehatan tempat mereka berobat,

 Orang dengan hiv harus tercukupi nutrisinya namun, sering kali ada masalah dalam pemenuhan nutrisi ini, antara lain karena obat ARV yang diminum bisa mengurangi nafsu makan, ada gejala seperti mual dan muntah membuat sulit makan dan kelelahan serta depresi,ruam, gangguan tidur Belum lagi jika ada diare, yang membuat nutrisi makanan tak sempat dicerna tubuh. Bageimana nutrisinya tercukupi efek samping ARV saja membuat imunitas menjadi lemah, jika imun sudah lemah akan muncul inveksi2 oportunistik jika sudah sperti itu dokter akan bilang sudah menjadi aids stadium 3 , betul nggak ?

 

Odha sering mengalami efek samping ARV yang berpengaruh pada kulit, misalnya ruam. Sebagian besar ringan dan pengobatan dapat dilanjutkan. ARV golongan NNRTI dapat menyebabkan ruam baru setelah kita mulai memakai obat – nevirapine pada 20-30% penggunanya, dan efavirenz pada 5%. Ruam ini biasanya ringan (gatal-gatal) dan hilang setelah tubuh kita membiasakan diri pada obat. Namun masalah dapat menjadi gawat, sampai ke sindrom Stevens-Johnson (LI 562).

 

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya efek samping, beberapa obat dapat dimulai dengan dosis lebih rendah. Misalnya nevirapine HARUS dimulai dengan dosis separuh dan dosis penuh baru dipakai setelah dua minggu.

 

Abacavir, sebuah ARV lain, dapat menye- babkan ruam sebagai reaksi alergi yang dapat menjadi gawat. Bila kita pakai abacavir dan mengalami ruam, kita harus langsung berhenti memakai obat tersebut dan tidak BOLEH memakainya lagi untuk seumur hidup.

Obat lain yang sering dipakai untuk mengobati infeksi terkait HIV juga dapat menyebabkan ruam. Obat ini termasuk kotrimoksazol (LI 535) dan dapson (LI 533

 

Masalah kulit dapat disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk alergi, infeksi HIV, infeksi atau efek samping obat ARV, dan juga sangat umum pada orang yang tidak terin- feksi HIV.

 

Masalah kulit yang dialami sebagai efek samping obat dapat berat atau pun gawat. Setelah kita mulai memakai obat tertentu, sebaiknya kita segera periksa ke dokter jika kita mengalami ruam.

 

 

 Beberapa efek samping ARV jangka pendek :

 

Penurunan nafsu makan

Mengalami kondisi lipodistrofi

kecemasan.

Diare

Kelelahan

Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida

Mual dan muntah-muntah

Gangguan mental (perubahan suasana hati, gangguan kecemasan, kondisi depresi)

Ruam di kulit

Sulit tidur

 

Efek samping ARV dalam jangka panjang:

 

Penyakit organ hati

Gangguan ginjal

Kondisi osteoporosis

Gangguan pada saraf

Penyakit jantung

Naiknya kadar lemak di dalam darah

Penyakit diabetes

Insomnia

Depresi

  • hipersensitivitas atau reaksi alergi, dengan gejala seperti demam, mual, dan muntah
  • pengeroposan tulang
  • permasalahan jantung
  • gula darah tinggi atau diabetes
  • asidosis laktat (kadar asam laktat yang tinggi dalam darah)
  • kerusakan ginjal, hati, atau pankreas
  • mati rasa, terbakar, atau nyeri pada tangan atau kaki karena masalah saraf.

 

 

Ø  Jika odha yang rutin ARV sudah mengalami efek jangka panjang maka dokter akan bilang “ wah ini sudah menjadi AIDS “ 

Ini yag saya sebut kemarin ARV = AIDS

 

 

OBAT KIMIA JIKA MEMANG AMAN DAN MENYEMBUHKAN MENGAPA DI TARIK KEMBALI

 8 perusahaan farmasi dan produknya yang sudah ditarik peredarannya

Jika memang aman dan menyembuhkan mengapa di tarik kembali... 

1. PT Meiji (Excelase-E).

2. PT Pratapa Nirmala (Gasflat)

3. PT Kimia Farma (Enzymfort, Pankreoflat, Pankreon Granul)

4. PT Bernofarm ( Bernozym, Berzymplex)

5. PT Sanbe Farma (Tripanzym)

6. PT Otto Pharmaceutical (Elsazym)

7. PT Harsen (Decazym)

8. PT Soho Industri (Primperan Compositum)


“Lalu empat produk dari empat perusahaan farmasi yang dengan inisiatif sendiri menyerahkan ijin edarnya,”


Dengan mengembalikan ijin edar maka mereka harus menarik produknya dari pasaran dalam waktu satu bulan. 

Empat perusahaan farmasi dan produk yang sedang ditarik dari sarana pelayanan kesehatan


1. PT Erlimpex (Enzycomb)

2. PT Kalbe Farma (Vitazym)

3. PT Hexpharm Jaya Laboratories (Librozym, Librozym Plus)

4. PT Ifars Pharmaceutical (Flazymec)

Ini yang terdata dan ketahuan lalu bageimana dengan yang tidak terdata dan tidak ketahuan.

Kalbe Farma Diduga Beri Uang Pelicin untuk Dokter

 PT Kalbe Farma Tbk diduga melakukan praktik pemberian komisi kepada dokter Uang pelicin ini tak kunjung bisa ditumpas lantaran persaingan keras antarperusahaan yang berebut pasar obat, pemasar yang dikejar target penjualan, hingga tuntutan seorang dokter yang mesti memenuhi syarat agar tetap bisa berpraktik.

Investigasi Majalah Tempo edisi 11-17 November 2019 menemukan uang pelicin itu dilakukan melalui medical representative. Mereka diduga mengguyur dokter dengan komisi, bonus, dan fasilitas agar meresepkan obat yang diproduksi Kalbe.

Salah satu medical representative PT Kalbe Farma itu adalah Christian. "Saya mau mengirim data soal Kalbe," kata dia kepada Tempo. Dia pun membuka hampir 700 halaman diduga dokumen bukti pengiriman komisi kepada puluhan dokter di hampir semua rumah sakit di Jakarta sejak 2010-2019.

Dokumen itu menjabarkan tanggal, jam, dan keterangan tindakan tambahan agar uang bisa dicairkan, semacam memo internal pejabat yang memiliki otoritas pencairan uang perusahaan. "Jika usul kurang lengkap, transfer ditahan," kata Christian.

Kedua adalah survei uji coba obat. Menurut beberapa medical representative, survei ini hanya kamuflase untuk pemberian komisi dari perusahaan farmasi kepada dokter.

Kedua kategori itu rata-rata nilainya di atas Rp 10 juta untuk setiap dokter. Dugaan pelanggaran terjadi ketika Kalbe mengirimkan biaya itu dalam bentuk tunai ke rekening bank dokter itu. Padahal, aturan menteri Kesehatan melarang hubungan langsung antara pabrik farmasi dan dokter.

Berita selengkapnya baca Majalah Tempo 
https://majalah.tempo.co/read/158736/pelicin-obat-yang-tak-sehat


Mengatasi masalah pada ginjal tanpa tanpa cuci darah

 

Ginjal merupakan sepasang organ yang memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Fungsi ginjal adalah untuk menyaring limbah, racun, dan cairan berlebih yang ada di dalam darah, lalu mengeluarkannya melalui urine.

Organ ini juga bertugas untuk mengontrol tekanan darah, elektrolit, dan keasaman (pH) darah agar tetap stabil, mengatur produksi sel darah merah, serta menjaga kekuatan kekuatan tulang.


Ketika fungsi ginjal terganggu akibat penyakit ginjal tertentu, kinerja berbagai organ tubuh akan bermasalah. Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ginjal,

Setidaknya ada 8 macam penyakit ginjal yang umum terjadi, yaitu:

1.inveksi ginjal

2.batu ginjal

3.gagal ginjal akut

4.gagal ginjal kronis

5.nefropati diabetik

6.Sindrom nefritik

7. Sindrom nefrotik

8. Tumor / Kista ginjal


Ketika mengevaluasi fungsi ginjal, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan fungsi ginjal melalui tes darah dan urine, serta pemeriksaan penunjang lain, seperti Roentgen ginjal, pielografi, USG, dan CT-scan atau MRI ginjal.


Macam-macam penyakit ginjal yang dibiarkan atau tidak diobati dengan tepat, lambat laun akan menyebabkan kerusakan permanen pada ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal berat. Hal in dapat berisiko tinggi membahayakan nyawa penderitanya.


Jika gagal ginjal yang terjadi sudah berat atau sama sekali sudah membuat ginjal tidak berfungsi, maka penderita kondisi ini akan membutuhkan terapi cuci darah seumur hidup atau menjalani transplantasi ginjal.

Namun sekarang tidak perlu khawatir karena di klinik rumah sehat mandiri kami sudah menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut dengan sangat aman tanpa cuci darah,tanpa menjalani transplantasi ginjal dan tidak menimbulkan efek samping.

Silahkan berkonsultasi langsung dengan dokter kami.


Konsultasi gratis dengan dokter kami

KLIK DISINI




Stress dan kekuatan sistem imun

 


Pengobatan modern sudah mempelajari hubungan kesehatan fisik dengan kondisi kejiwaan seseorang. Berbagai macam penyakit, termasuk sakit perut, gatal-gatal, dan bahkan penyakit jantung, terkait dengan efek stres emosional. Lalu bagaimana dengan hubungan stres dengan daya tahan tubuh itu sendiri?

Mempelajari hubungan antara stres dan sistem kekebalan tubuh merupakan tantangan yang sulit. Hal ini dikarenakan stres sulit ditentukan standarnya. Apa yang mungkin menyebabkan stres bagi satu orang belum tentu bagi yang lain.

Ketika orang dihadapkan pada situasi yang mereka anggap membuat stres, sulit bagi mereka untuk mengukur berapa banyak stres yang mereka rasakan, dan sulit bagi ilmuwan untuk mengetahui apakah kesan subjektif seseorang dalam jumlah stres yang akurat. Ilmuwan hanya dapat mengukur hal-hal yang mungkin mencerminkan stres, seperti berapa kali jantung berdetak setiap menit, namun langkah-langkah tersebut juga dapat mencerminkan faktor-faktor lainnya.

Sejumlah peneliti terus meneliti hubungan antara stres dan fungsi kekebalan tubuh, tetapi sejauh ini bukan hubungan itu yang menjadi tujuan utama yang ingin diketahui dalam penelitian immunologi. Kalaupun ada, para peneliti pun kebanyakan menemukan kendala untuk melakukan “percobaan terkontrol” tingkat stres pada manusia. Dalam percobaan terkontrol, peneliti bisa mengubah satu faktor sehingga mengetahui pengaruhnya pada faktor lain. Sedangkan pengubahan satu faktor saja sangat sulit dilakukan pada manusia, terlebih untuk mengukur stres.

Meskipun demikian, banyak peneliti yang melaporkan bahwa situasi stres dapat mengurangi berbagai aspek dari respon imun seluler. Studi para ahli dari Ohio State University misalnya, menunjukkan bahwa stres psikologis mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengganggu komunikasi antara sistem saraf, endokrin (hormon) sistem, dan sistem kekebalan tubuh. Ketiga sistem "berbicara" satu sama lain menggunakan pesan-pesan kimiawi alami, dan harus bekerja dalam koordinasi yang erat untuk menjadi efektif.

Tim peneliti dari Ohio State ini berspekulasi bahwa stres jangka panjang menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon stres - terutama glukokortikoid dalam jangka panjang. Hormon-hormon ini mempengaruhi timus, tempat limfosit (salah satu sel imun) diproduksi, dan menghambat produksi sitokin dan interleukin yang merangsang dan mengkoordinasikan aktivitas sel darah putih. Selain itu, berikut adalah laporan dari beberapa peneliti lain:

• Orang yang merawat pasien Alzheimer rata-rata memiliki lebih tinggi kadar kortisol, suatu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal, dalam tubuhnya. Kadar kortisol yang lebih tinggi membuat antibodi lebih lemah dalam menanggapi vaksin influenza.

• Aktivitas sel T telah ditemukan lebih rendah pada pasien depresi dibandingkan dengan pasien tanpa depresi, dan pada pria yang berpisah atau bercerai dibandingkan dengan laki-laki yang sudah menikah.

• Dalam sebuah studi tahunan, orang yang merawat suami atau istrinya yang menderita penyakit Alzheimer, memiiki perubahan fungsi sel T. Terutama bagi mereka yang memiliki lingkungan hubungan sosial yang sempit.

• Empat bulan setelah berlalunya badai Andrew di Florida, orang-orang yang tinggal di lingkungan yang paling rusak berat menunjukkan berkurangnya aktivitas di beberapa pengukuran sistem kekebalan tubuh. Hasil serupa ditemukan dalam studi karyawan rumah sakit setelah gempa bumi di Los Angeles.

Dengan melihat dari beberapa studi ini, mungkin ada hubungan antara stres dan daya tahan tubuh, namun keseluruhan studi belum menunjukkan hubungan sebab-akibat.